YOGYAKARTA sebagai salah satu kota pariwisata dan budaya memiliki potensi luar biasa, salah satunya dengan banyaknya museum menarik yang dapat dikunjungi. Tak hanya itu, museum di Yogyakarta juga menawarkan wisata edukasi. Salah satunya adalah Museum Benteng Vredeburg di Jalan Margo Mulyo No 6 Ngupasan. Museum Benteng Vredeburg buka setiap hari pada pukul 07.30 hingga 16.00 WIB. Sementara, pada hari Senin museum ini tutup.
Museum Benteng Vredeburg ini merupakan objek wisata yang ada di kawasan nol kilometer. Selain bangunannya yang memiliki sejarah panjang, museum ini juga menyajikan wisata edukasi berupa diorama. Memasuki ke museum ini, wisatawan akan diajak berkeliling empat diorama yang menyajikan sejarah perjuangan Indonesia dari masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan. Ada pula patung para pahlawan hingga replika meriam dan replika Tugu.
Sedangkan Museum Benteng Vredeburg ini dibangun pertama kali pada 1760 atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I dari permintaan pihak Belanda. Awal pembangunan, bentuk benteng Vredeburg juga masih sederhana, yaitu berupa tembok tanah yang ditunjang tiang pohon kelapa dan beratap ilalang. Pada tahun 1767-1867, pihak Belanda mengusulkan agar bangunan benteng dibuat permanen.
Saat itu, benteng ini diberi nama Rustenburg, artinya benteng peristirahatan. Barulah pada 1867, pasca gempa yang meruntuhkan Rustenburg, benteng direnovasi dan namanya diganti Vredeburg yang berarti perdamaian. Sepanjang umurnya, Benteng Vredeburg lebih sering digunakan sebagai markas komando hingga gudang senjata. Benteng Vredeburg juga pernah digunakan sebagai penjara bagi orang Belanda, Indo-Belanda dan politisi RI pada masa pendudukan Jepang.
Setelah merdeka, benteng ini sempat kembali ke tangan Belanda. Namun, akhirnya Benteng Vredeburg kembali direbut Indonesia dan dikelola APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Barulah pada 1987, Benteng Vredeburg mulai dibuka untuk umum, sementara status tanahnya adalah milik Keraton. Sementara di 1992, Mendikbud RI mengesahkan Museum Benteng Vredeburg sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional dan berlaku hingga kini. (*)