Siarpedia.com, Yogyakarta – Bencana bisa datang dan terjadi kapan dan di mana saja. Karena itu, perlu kesiapsiagaan atau tanggap bencana. Mitigasi menjadi hal penting dalam upaya pengurangan risiko dan korban. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sebagai lembaga penanggulangan bencana milik persyarikatan Muhammadiyah pun memadukan penanggulangan bencana berbasis riset dan komunitas.
Peneliti Kebencanaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Rahmawati Husein PhD mengatakan, bencana didominasi di Indonesia pada 2019 berkaitan dengan iklim sebanyak 99 persen dari data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan, kini perubahan iklim sudah menjadi perhatian di seluruh dunia. Indonesia pun merasakan peningkatan kejadian bencana berkisar 15 sampai 30 persen dari adanya perubahan iklim.
“Indonesia, termasuk Yogyakarta pada saat ini tengah merasakan dampak perubahan iklim yang ekstrim. Pasalnya pergantian dan durasi musim berubah dan sulit untuk diprediksi, termasuk musim kemarau yang panjang menjadikan Gunungkidul krisis air . Sepanjang tahun 2019 lalu, perubahan iklim mendominasi terjadinya bencana alam di Tanah Air. Semua pihak harus melakukan gerakan secara terpadu dan masif,” katanya, Rabu, 29 Januari 2020.
Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah ini juga menyebutkan permasalahan bencana ini tidak hanya dapat diselesaikan oleh satu pihak. Namun perlu dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Tetapi pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan hukum yang tepat dalam pengendalian tata ruang dan tata guna lahan. Seiring kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan, MDMC juga merespon perubahan mitigasi berbasis riset dan komunitas.
Apalagi, peran teknologi kini menjadi sangat strategis dalam upaya penanggulangan bencana, termasuk penguatan komunitas tangguh bencana. Perpaduan pemanfaaan teknologi dan sumber daya manusia tangguh bencana berbasis komunitas diharapkan dapat meminimalisir kerugian imbas dari bencana yang timbul sewaktu-waktu. Mitigasi dan penanggulangan bencana berbasis riset dan komunitas perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan. (*)